MENULIS ITU MUDAH DAN BERMANFAAT
ARTIKEL
Disusun guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Karya
Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu:
M. Rikza Chamami,MSI
Disusun Oleh :
Disusun
oleh :
Sri
Rusminati (113511073)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
Menulis itu
Mudah dan Bermanfaat
Menulis merupakan
hal yang tidak asing lagi bagi kita, mulai dari menulis tulisan sederhana
seperti menulis pada buku harian, membuat puisi, cerpen dan prosa sampai
menulis karya yang bersifat ilmiah. Menulis adalah kegiatan menuangkan apa yang
ada di pikiran kita ke dalam media tulis (kertas atau media lain yang dapat
digunakan sebagai media tulis). Menulis adalah
kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Namun, sebagian orang menganggap kegiatan
menulis itu tidak mudah. Mereka terkadang mengeluh dan mengalami kesulitan
ketika menulis dengan alasan karena tidak tahu
harus menulis apa, tidak dapat menggunakan ejaan dengan tepat, kurangnya
perbendaharaan kata serta tidak tahu harus mengawali menulis dangan kalimat
apa. Zuhrotus, salah satu mahasiswi IAIN Walisongo Semarang angkatan 2011
mengatakan bahwa menulis itu susah karena membutuhkan pemikiran-pemikiran yang
tidak mudah tentang apa yang akan ditulis. Banyak juga yang mengatakan bahwa menulis itu dipengaruhi oleh bakat
menulis yang dimiliki seseorang sejak ia dilahirkan. Pendapat ini tidak
sepenuhnya benar.
Para pengembang kurikulum percaya, keterampilan menulis bisa
dipelajari, tidak murni merupakan bakat. Unsur bakat dalam menulis hanya 5%
saja. Selebihnya (95%) adalah proses belajar. Tidak percaya? Sebut saja penulis
handal seperti Arwendo Atmowiloto, Goenawan Mohammad, William Chang, Bondan
Winarno, Christianto Wibisono, Moh. Sobary, Parakitri Tahi Simbolon, Andrias
Harefa, atau Wimar Witoelar, mereka tidak dititisi darah menulis dari orang tua.
Mereka menekuni sendiri dunia tulis, tanpa sekolah khusus untuk itu. Mereka
berlatih, sembari melihat, memetik sendiri ilmu menulis usai membaca karya
tulis orang lain (R.Masri Sarep Putra,2008:10)
Menurut
Drs.Pranowo, M.Pd, dkk, dalam bukunya yang berjudul Teknis Menulis Makalah
Seminar, dijelaskan bahwa keterampilan menulis menyangkut dua aspek yaitu
keterampilan ragawi dan keterampilan pemahaman (comprehensions skill atau
keterampilan kognitif). Selain itu, juga disebutkan alasan-alasan tentang
ketidakmampuan menulis pada seseorang yaitu:
a.
Belum
dikuasainya kemampuan memilih masalah yang layak untuk ditulis
b.
Belum
dikuasainya kemampuan
membatasi masalah yang akan ditulis
c.
Belum
dikuasainya mengembangkan masalah yang akan ditulis
d.
Kesulitan
menemukan bacaan atau referensi yang relevan dengan masalah yang akan ditulis
e.
Belum
dimilikinya kebiasaan mengungkapkan gagasan secara sistematis mempergunakan
bahasa tulis, karena
yang dipelajari bukan kemahiran menulis tetapi teori menulis
Setiap orang tentu
bisa menulis apabila mempunyai kemauan yang kuat, bersungguh-sungguh, rajin
berlatih dan mau merealisasikan kemauan tersebut. Sebab, bila kita sudah
mempunyai kemauan atau niatan kuat untuk bisa menulis tapi kita hanya diam saja
tanpa merealisasikannya, maka tidak akan membuahkan hasil apapun dan hanya
merupakan angan-angan belaka bagi diri seseorang. Berlatih menulis itu dapat
diibaratkan ketika kita berlatih untuk bisa mengendarai sepeda, takut terjatuh,
menabrak sesuatu atau khawatir akan terjadi kejadian yang buruk menimpa kita. Tetapi
apabila terus berusaha untuk bisa, tekun, serta loyal, pada akhirnya kita pun
dapat mengendarai sepeda. Begitulah gambaran orang yang menulis, kadang
khawatir tulisannya akan ditolak, dicemooh
atau disalahkan. Padahal apa yang dikhawatirkan tadi belum tentu terjadi. Maka
dari itu, kita harus melawan kekhawatiran itu dengan selalu berusaha dan tidak
mudah putus asa, sehingga menulis itu akan menjadi suatu kegiatan yang mudah
dan menyenangkan. Dengan demikian, menjadi terang bahwa modal utama menulis
bukanlah sepenuhnya bakat. Dan orang yang menganggap menulis itu sulit karena
mereka tidak mau mencoba menulis, kurangnya kesungguhan dalam menulis, dan
tidak mampu mengalahkan sifat kemalasan berpikir.
Menulis bukanlah pekerjaan membuat laporan dari gundukan
catatan-catatan yang dikumpulkan (Booth,dkk,1995) melainkan untuk mengembangkan
apa yang hendak dibahas dari catatan itu. Dalam mengembangkan ide atau gagasan
yang ada di pikiran kita menjadi sebuah
tulisan terkadang mengalami kesulitan untuk merangkai kata menjadi kalimat atau
menentukan diksi yang disebabkan oleh kurangnya perbendaharaan kata dan
pengetahuan yang lebih luas tentang hal
yang sedang ditulis. Namun, kita dapat mengatasinya dengan banyak membaca
buku-buku, mengikuti seminar, atau melihat dan memahami peristiwa-peristiwa
yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Dan di antara sekian cara, yang paling
mudah kita lakukan adalah dengan membaca.
Menulis erat kaitannya dengan membaca. Keduanya selalu serangkai, bagaikan
kepingan mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Membaca menjadikan
seseorang mampu menyerap pengetahuan dari apa yang dibacanya. Kemudian
pengetahuan itu jika ingin dibagi-bagi, disosialisasikan dan diterapkan
memerlukan media penyampaian melaluui tulisan. Yang lebih hakiki lagi bagi
seorang penulis dengan membaca ialah seperti apa yang dikatakan oleh Lord
Briyon,”A drop of ink may make a million think” (setetes tinta dapat
menjelma menjadi sejuta pemikiran). Oleh karena itu, membaca sangat penting
untuk menyibak cakrawala dan memberi kemudahan berfikir dalam menulis.
Dengan membaca seseorang tidak hanya mendapatkan pencerahan tetapi
juga memperoleh inspirasi dari apa yang kita baca. Pencerahan dan inspirasi tersebut kemudian
diolah, disistematiskan, dikemas ke dalam sebuah tulisan yang menarik dan layak
jual. Tetapi bukan berarti seorang penulis boleh mengalihkan begitu saja, atau
meniru apa yang dibacanya dalam tulisannya. Bahan-bahan bacaaan atau
sumber-sumber harus diolah kembali. Jika menggutip suatu pernyataan, pendapat, atau
hasil penelitian orang lain sumbernya wajib disebut. Adapun beberapa alasan
mengapa sumber pernyataan harus disebutkan,antara lain:
1. Apabila
pernyataan orang lain yang dikutip itu salah, kesalahan tetap menjadi tanggung jawab pemilik
pernyataan
2. Agar persyataan
yang dikemukakan oleh penulis benar-benar terbukti, bukan rekaan penulis, tetapi benar-benar di dukung oleh bukti-bukti
yang lain
3. Sebagai
etika untuk menghargai jerih payah orang lain (Pranowo,2011:56)
Menulis mempunyai banyak
manfaat, baik bagi diri sendiri maupun
orang lain. Dengan adanya kegiatan menulis, kita dapat mengekspresikan diri,
berkomunikasi dengan orang lain, serta menyampaikan ide dan gagasan. Selain
itu, menulis juga akan melatih kita untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang timbul, baik dalam kancah keilmuan maupun permasalahan sosial yang
dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Sehingga daya pikir kita terus terarah dan
pemikiran kritis kita semakin tajam dan terlatih.
Menurut Sutanto Leo,dalam bukunya yang berjudul Kiat Jitu
Menulis & Menerbitkan Buku menjelaskan tentang manfaat yang dapat kita
peroleh dari menulis di antaranya:
1.
Membiasakan diri berpikir sistematis
Pada waktu menulis, seseorang penulis yang sekaligus berperan
sebagai editor akan melakukan pembacaan (pemeriksaan) ulang sampai bahasa dan
susunan substansi karangan mudah dipahami oleh pembaca sehingga pikiran kita
pun dituntut untuk berpikir sistematis.
2.
Menulis
adalah membagikan keahlian
Apabila kita mempunyai ilmu pengetahuan atau keterampilan sebaiknya
kita memberikan dan mewarisknnya kepada orang lain, dan salah satunya dengan
menuangkannya ke dalam sebuah tulisan yang nantinya akan bermanfaat bagi orang
lain. Sebab, bila kita tidak menulis, ilmu pengetahuan, keterampilan, atau
keahlian yang kita miliki hanya dapat dibagikan dengan cara tatap muka seperti
mengajar, melatih, melakukan workshop atau lokakarya, seminar, dan
sebagainya. Hal ini akan terhenti ketika kita sudah tidak aktif lagi. Kita tidak
bisa membagikan lagi ilmu yang kita
miliki.
3.
Menulis
adalah aktivitas yang menyehatkan
Sering kita menerima nasihat agar menyalurkan depresi atau stress,
kekecewan dan kemurungan kita dengan hal-hal yang positif. Dan salah satunya
yaitu dengan menulis. Dengan menulis, kita dapat mengungkapkan atau menuangkan
apa yang menjadi keluhan kita dan setidaknya sebagian energi negatif keluar
dari tubuh kita. Sehingga secara tidak
langsung menulis dapat mencegah stress yang bisa menimbulkan berbagai penyakit
bagi tubuh.
4.
Menulis
menghindarkan kita dari aktivitas negatif
Seorang penulis dituntut untuk banyak membaca, meringkas,
menyimpulkan dan mengungkapkan kembali apa yang sudah dibacanya. Kesibukan
membaca dan menulis menyita waktu. Bahkan seorang penulis yang idenya sedang
mengalir deras pun bisa jadi keasyikan dan lupa waktu, tetapi tidak berarti dia
lalu melupakan kewajiban-kewajiban lainnya. Jadi,
seorang penulis tidak akan menyia-myiakan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang
tidak bermanfaat.
Selain manfaat yang telah dijelaskan tadi, menulis juga dapat
mendatangkan sesuatu yang lebih bagi kita, misalnya pengakuan, kemasyhuran dan
uang. Hal ini dapat teerwujud jika tulisan kita diterbitkan dalam bentuk buku
atau sering mengirimkan tulisan kita ke majalah, surat kabar atau media masa
lainnya. Untuk itu, kita harus mengembangkan keterampilan menulis, demi membuat
tulisan bukan hanya sekedar tulisan, tetapi tulisan yang memiliki daya jual. Sangat
menyenangkan jika kita bisa menulis tidak hanya mendapat manfaat secara moril
tetapi juga materil jika kita memperoleh tambahan penghasilan dari menulis.
.
Biodata Penulis
Nama : Sri Rusminati
NIM : 113511073
Jurusan : Tadris Matematika
TTL : Kebumen, 25 Desember 1992
Pendidikan : 1. SDN
Blengor Wetan lulus tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Mirit lulus tahun 2008
3. SMK Batik Sakti 2 Kebumen lulus tahun 2011
Alamat : Blengor Wetan Rt 07/Rw 0 4
Ambal Kebumen
Nomor
HP : 083867945070
E-mail : sri.rusminati@yahoo.co.id