MAKALAH
ALIRAN
DALAM ISLAM DI MASA MODERN
(Jamaluddin
al-Afghani dan Muhammad Iqbal)
Disusun guna
memenuhi mata kuliah Tauhid
Dosen pengampu:Bapak
Ahmad Bisri M.Ag
Oleh
:
Sri
Rusminati (113511073)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
I.
PENDAHULUAN
Tajdid dalam pengertian harfiah (terminologi) berarti
pembaharuan.Sedangkan pelakunya di sebut mujaddid (pembaru).Menurut istilah
(terminologi), tajdid berarti pebaruan dalam hidup keagamaan, baik berbentuk
pemikiran maupun gerakan, secara reaksi atau tanggapan terhadap
tantangan-tantangan internal maupun eksternal yang menyangkut keyakinan ataupun
urutan sosial umat. Selanjutnya apabila tajdid yang dikemukakan oleh para ulama dikategorikan, terdapat dua
pengertian. Pertama tajdid dalam bidang akidah dan ibadah mahdah. Dalam bidang
ini, tajdid diartikan “pemurnian” dengan jalan kembali pada ajaran mutlak,yaitu
Al-Qur’an dan sunnah rasul (bersih dari bid’ah, sirik, khurafat, dn takhayyul
). Kedua tajdid dalam muamalah duniawiah. Dalam hal ini, tajdid diartikan
memperbaharui interpretasi (merumuskan kembali) ajaran islam sehingga tidak
terkesan ketinggalan zaman. Dalam ungkapan lain tajdid berarti modernisasi
(interprestasi baru) terhadap ajaran islam.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Siapakah
Jamaluddin al-Afghani?
B.
Apa
peranan Jamaluddin al-Afghani?
C.
Siapakah
Dr. Muhammad Iqbal?
D.
Apa
peranan Dr. Muhammad Iqbal?
III.
PEMBAHASAN
A.
Jamaluddin
Al-Afghani
Jamaluddin
al-Afghani merupakan salah satu pembaru Islam yang sangat tekenal.Ia sangat
gigih memperjuangkan Islam meskipun menghadapi rintangan yang mengakibatkan
kematiannya.
Jamaluddin
al-Afghani mempunyai nama asli Muhammad Ibnu Safdaral-husainy. Ia lahir pada
tahun 1838 M di Kota Asadabad, kawasan distrik Kabul, bagian timur Afganistan.
Iawafat pada tahun 1897 M di Iran dalam status tahanan politik.
Sejak kecil, ia
sudah belajar membaca al-Qur’an,bahasa Arab, Persia,ilmu tafsir,ilmu
hadist.tasawuf dan filsafat. Ia juga pernah menuntut ilmu ke Iran dan
Irak,pusat perguruan Syi’ah.
Muhammad Khan di
Afganistan. Pada tahun 1864 M, iamenjadi penasehat Sher Ali Khan. Kemudian, ia
di angkat menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Muhammad ‘Azham Khan
berkat kecerdasan dan kepribadiannya yang menarik. Jamaluddin al-Afghani banyak
memperoleh pengalaman selamamengembara ke berbagai Negara, seperti India dan
Mesir.Ia juga pernah menjadi dosen kaum intelektual di Universitas Al-Azhar
Mesir.Di antara muridnya yang terkenal adalah Muhammad Abduh dan Saad Zaglul.[1]
B.
Peranan
Jamaluddin al-Afghani
1.
Peranan
Jamaliddin al-Afghani dibidang politik
Di kalangan umat Islam, Jamaluddin al-Afghani lebih dikenal sebagai
pemimpin pergerakan dan politik daripada sebagai pemikir reformis dan
modernisasi dalam Islam.Gerakan yang dimulainya mengandung watak intelektual,
budaya, sosial, politik, dan keagamaan.Jamaluddinal-afghani berkeinginan tinggi
bahwa suatu saat umat Islam mampu membuka jalan dan dapat membendung serta
mengatasi pengaruh negative dari Barat. Oleh sebab itu,ia memilih jalannya
sebagai politikus.
Menurut Harun Nasution, aktivitas-aktuvitas politik Jamaluddin
al-Afghani sebenarnya didsarkan pad aide-idenya tentang pemikiran dalam Islam.
Aktivitas politiknya timbul sebagai implikasi dari aktivitas pembaruan pemikirannya
dalam Islam.
Murtada Murtahari, pemikir kontemporer dari Iran, mengatakan bahwa
politik Jamaluddin al-Afghani adalah sebagai berikut.[2]
a)
Mengadakan
perjuangan melawan absolutism pemerintah
Jamaluddin
al-Afghani berpendapat bahwa suksesnya langkah tersebut sangat ditentukanperan
aktiv umat islam dan kesadaran terhadap hak-hak mereka yang diinjaj-injak para
penguasa (Barat). Tugas awal yang harus dilakukan adalah mengukuhkan keyakinan
bahwa perjuangan politik merupakan kewajiban agama dan panggilan suci. Tugas
ini menegaskan perlunya penekanan hubungan antara agama dna politik. Dalam
Islam, hubungan antara agama dan politik bagaikan dua sisi mata uang yang tidak
mungkin dipisahkan.
b)
Mengejar
ketertinggalan umat Islam dalam bidand pengetahuan, sains, dan teknologi modern
Langkah ini
diambil Jamaluddin al-Afghani dengan cara mendirikan sekolah atau perguruan
tinggi dan membentuk masalah ilmiah.
c)
Mengembalikan pemahaman umat Islam terhadap
ajran-ajaran sumber aslinya
Jamaluddin
al-Afghani memasukkan langkah ini agar umat Islam kembali pada
Al-Qur’an,sunnah, dan keteladanan para sahabat dalam permulaan Islam.
d)
Berjuang
melawan kolonialisme asing (Barat)
Langkah ini
berdasarkan pada realita bahwa Negara-negara barat terlalu campuar tangan
terhadap urusan-urusan politik Negara-negara Islam.Negara-negara Barat secara
eksploitatif telah menjajah umat Islam, khususnya dibidang ekonomi.Mereka
mengeruk sumber-sumber kekuatan dan kekeyaan ekonomi Negara Islam. Bahkan,
mereka memasukkan unsur-unsur kultur barat kedalam kutur kaum muslimin.
Menghadpi kenyataan ini,Jamaluddin al-Afghani membakaar semangat untuk
mengenyahkan penjajahan barat meskipun di musuhi penguasa barat. Akibatnya ia
terpaksa harus berpindah-pindah dari Mesir ke India,Iran, Hijaz, Yaman, Turki,
Rusia, Perancis, dan Inggris.
e)
Membangkitkan
slogan persatuan islam
Jamaluddin
al-Afghani mementingkan langkah ini bagi umat islam walaupun mereka berbeda
madzhab atau aliran. Ia tidak suka dengan istilah sunni, syi’ah, atau fanatisme
padaaa sekte tertentu. Jamaluddin al-Afghanisangat gigih memperjuangkan
penolakannya terhadap paham sektarianisme dan nasionalisme menurut konsep
Barat.Kedua paham ini terbukti merongrong ajaran dasar Islam. Oleh karena itu,
ia berusaha mempersatukan dengan satu tali pengikat yaitu agama islam (pan
Islamisme).[3]
2.
Konsep Pan
Islamisme Jamaluddin al-Afghani
Gerakan
Pan-Islamisme didirikan oleh Jamaluddin al-Afghani yang berpusat di
Kabul,Afghanistan. Adapun tujuan didirikannya Pan-Islamisme adalah untuk
memajukan umat islam, menyatukan aliran pemikiran modern, dan membentuk
persatuan umat islam dibawah satu khilafah pusat, sebagaimana pada zaman
khalifah-khalifah terdahulu.
Gerakan yang
dimotor Jamaluddin al-Afghani terkenal sangat revolusioner dan antiimperialis.
Oleh sebab itu, ia disebut seorang penggerak Islam pada abad ke-19.
Pokok-pokok ajaran Jamaluddin al-Afghani antara lain:
a.
Menngugah
rasa solidaritas (ukhuwah) mukmin seluruh dunia dan sebagai muktamarnya adlah
ibadah haji di Makkah.
b.
Nasrani
ssekailpun bebeda keturunan dan kebangsaan, ketika mmenghadapi Timur (Islam),
dapat bersatu untukmenghancurkan dunia Islam.
c.
Mengenyahkan
segala bentuk fanatisme golongan dan nasionalisme kebangsaan untuk menggalang
kekuatan guna mengusir segala bentuk imperialsme Barat.
d.
Bersatunya
umat Islam yang tidak mengenal suku bangsa akan menciptakan suatu perdaban yang
maju.
Adapun yang di sampaikan
Jamaluddin al-Afghani ternyata mendapat sambutan yang baik oleh tokoh-tokoh
Pan-Islamisme.[4]
3.
Peranan
Jamaluddin al-Afghani pada penerbitan ‘Urwathul Wusqa
Karena persoalan
politik di Mesir, Jamaluddin al-Afghani akhirnya pergi ke Paris (Perancis). Di Paris
inilah akhirnya ia mendirikan sebuah organisasi bernama Urwathul Wusqayang beranggotakan
muslim militan dari India, Mesir, Syiria dan Afrika Utara. Organisasi tersebut
bertujuan memperkuat persaudaraan Islam, membela, dan mendorong umat Islam
untuk mencapai kemajuan.
Organisasi Urwathul Wusqamenerbitkan majalah
dalam Bahasa Arab yang bernama Urwathul Wusqa.karena isi dan gagasannya dianggap trlalu keras
mengancam kekuasaan penjajah Barat, majalah tesebut akhirnya dibredel dan
dilarang beredar.[5]
C.
Muhammad
Iqbal
Muhammad Iqbal
dilahirkan di Sialkot, India, pada 9 November
1877 M( 2 Dzulqa’dah 1294 H)[6].
Muhammad Iqbal mempunyai nama lengkap Sir Allama Muhammad Iqbal.
Ia memulai
pendidikannya langsung pada ayahnya. Selanjutnya, pada tahun 1895 M Ia
menyelesaikan studinya di Scotch Mission College, Sialkot dan langsung peergi
ke Lahore untuk melanjutkan di Government college[7].
Subjek yang ditekuninya yaitu filsafat Arab dan Inggris.Ia berhasil lulus
dengan predikat Comlaudedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan program
magister ddokalam bidang filsafat.
Pengaruh paling
besar terhadap perkembangan intelektual Iqbal selama di Government College
berasal dari Sir Thomas Arnold.Berkat dorongannya Iqbal berangkat ke Inggris
untuk melanjutkan Studi di Trinity College, Cambridge University dibawah
bimbingan Prif. Mc. Taggart dan James Ward. Melalui keduanya, Iqballebih
menngenal emperisisme Inggris, Rasionalisme Jerman, dan politik Eropa serta
konsep-konsep dan tradisi hukumnya. Itulah sebabnya secara intens, ia menemui
para ilmuwan dan berdiskusi tentang ilmu pengetahuan dan filsafat.
Setelah ia kembali
ke tanah airnya, Iqbal muncul sebagai figure patriot muslim India yang selalu
menyuarakan kebebasanberekspresi yang bertanggung jawab dengan karakter
progesifnya sehingga mampu memecu potensi diri. Pesan-pesan Iqbal terungkap
secara gamblang dengan dipublikasikannya Secret of the Self (Asrari Khudi) pada 1915 M. ia banyak
mengkritik para penyair sufi dan menyerang mistik islam kuno yang melemahkan.
Itu sebabnya ia menentang fataluisme, dan setuju dengan pandangan ibnu khaldun,
bahwa hidup adalah gerak terus menerus, sebagai gerak kreatif, impresif, dan
dinami
D.
Peranan
Muhammad Iqbal
1)
Peranan
Muhammad Iqbal dalam Bidang Filsafat
Iqbal dengan
seluruh seluruh kehidupan yang dijalaninya,tidak diragukan lagi telah mengukir
namanya dalam deretan pemikir islam dari zaman modern ini. Ia adalah seorang
penyair jenius dengan banyak bakat, filosof, ahli hukum, pendidik, politokus,
sekaligus pembaru.
Diantara
karya-karya Iqbal yang popular tentang
pemikirannya seputar filsafat ego adalah Asrori Khudi (rahasia diri), Rumuz-I
Bekhudi (Misteri Ketiadaan Diri), Javid Nama Kitab (Kitab Keabadian), The
Reconstruction of Religious Thought in Islam (Membangun Kembali Pemikiran agama
dalam Islam).
Gagasan tentang
khudi dalam filsafat Islam sepenuhnya milik Iqbal, dan gagasan khudi ini
menurut Saradar Jafri, merupakan sumbangan Iqbal terbesar yang melukiskan
manusia sebagai penerus ciptaan Tuhan yang mencoba membuat dunia yang belum
sempurna menjadi sempurna. Filsafat Iqbal tentang khudi ini, merupakan salah
satu konsep dasar filsafatnya serta alas penopang keseluruhan bangunan
pemikirannya.
Secara harfia,
khudi berarti kedirian (selfhood), yang biasa diterjemahkan sebagai ego,
pribadi, atau individualism.Akan tetapi kata khudi itu, menurut Abdul Qadir,
telah dimaknai Iqbal dengan konotasi yang luas.Iqbal memaparkan filsafat khudi
dalam kumpulan sajaknya yang berbentuk matsnawi dengan judul Asrari Khudi atau
Rahasia Diri.
Bagi Iqbal yang
pantas dinyatakan ada dalam arti yang sebenarnya hanyalah yang mampu
memperlihatkan eksistensi khudi dalam dirinya, serta mampu menyatakan: “Inilah
aku”. Makanya dalam asrari khudi, ia menggambarkan makna proses evolusi menuju
suatu pencapaian tingkat individualitas yang lebih kaya. Dikatakannya bahwa
kehidupan alam semesta berkembang dari kekuatan khudi.Karena itu, kehidupan
mestilah diukur dari kekuatan ini.
Dalam diri Iqbal,
teologi positif dinamis sangat dominan dalam dirinya.Baginya berhenti adalah
lonceng kematian, baik jasmani maupun rohani.Sedangkan perubahan tidak datang
dengan sendirinya.Ia menuntun desakan dari dalam dan keinginan positif untuk
menciptakan takdir-takdir baru. Karena itu, prakarsa untuk menadatangkan khudi
harus datang dari individu masing-masing.Pengemmbangan khudi bermakna
memberdayakan etos kerja secara aktif dan kreatif.Etos adalah karakter dan
sikap dasar manusia terhadap diri dan dunianya.Iqbal biasanya menyatakan
pikiran-pikirannya dengan kalimat pendek, namun menyiratkan ketangkasan seorang
penyair yang berusaha keras untuk mengomunikasikan kekayaan makna dalam sedikit
kata.[8]
2)
Peranan
Muhammad Iqbal dalam Pembaharruan Islam
Sebagai politikus,
dialah yang memimpin Pakistan dan pada tahun 1930 M ia menjelaskan skema sebuah
Negara Islam di anak benua itu dalam pidato pembukaan sidang Liga Muslim
seluruh India di Allahabad.
Dengan demikian,
pada hakikatnya Iqbal adalah penyair kemanusiaan dalam arti yang luas.Dengan
tulisan-tulisan dan sajak-sajak maupun ceramah- ceramahnya, Iqbal telah
menyampaikan pesan pengharapan serta seruan untuk menapaki jalan Tuhan, jalan
yang lurus agar kembali kepada-Nya secara benar.
Di binang
penbaharuan pemikiran Islam, Iqbal berpendapat bahwa kemunduran umat Islam
selama 500 tahun terakhir disebabkan kebekuan dalam pemikiran. Dengan alas an
mempersatukan umat, sebagian ulama’ membuat syari’at menjadi alat yang ampuh
untuk membuat umt menjadi jumud atau statis, dangan cara menutup pintu ijtihad.
Menurut Iqbal,
pintu ijtihad tidak boleh tertutup, kebebasn menggunakan rasio dan berpikir
harus dikembangkan. Secara prinsip, lanjutnya, Islam mengajarkan tand yang
terdapat di alam seperti pertukaran siang-malam, hewan-hewan, dan
sebagainya.Islam mengajarkan dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan
dalm hidup sosial manusia, dan hal ini yang prinsipil adalah ijtihad.Karena
itu, IQbal tidak setuju dengan fatalism yang di anut sebagian kaum muslimin.
Iqbal selalu
mendorong umat islam agar bergerak dan jangan diam saja. Dalam syair-syairnya,
Iqbal selau menekankan hal tersebut. Intisari hidup adalah gerak dan hukum hidup adalah
beerkreasi., maka Iqbal pun dengan semangat tinggi mengajak umat islam agar
bangkit dari “tidurnya” dan berkreasi menciptakan tatanan dunia baru. Bahkan,
karena tingginya penilaian Iqbal terhadap gerak sampai-sampai menyatakan bahwa
orang kafir yang aktif dan gesit lebih baik daripada seorang muslim yang suka
tidur.[9]
IV.
KESIMPULAN
Jamaluddin al-Afghani mempunyai nama asli Muhammad Ibnu
Safdaral-husainy. Ia lahir pada tahun 1838 M di Kota Asadabad, kawasan distrik
Kabul, bagian timur Afganistan. Ia wafat pada tahun 1897 M di Iran dalam status
tahanan politik.
Gerakan yang dimulainya mengandung watak intelektual, budaya,
sosial, politik, dan keagamaan.Jamaluddin al-afghani berkeinginan tinggi bahwa
suatu saat umat Islam mampu membuka jalan dan dapat membendung serta mengatasi
pengaruh negative dari Barat.Jamaluddin mendirikan Gerakan Pan-Islamisme yang berpusat
di Kabul,Afgaanistan. Ia juga mendirikan
Organisasi Urwatul wutsqa dan menerbirkan majalah Urwatul Wutsqa
di Paris, Perancis.
Iqbal dilahirkan di Sialkot, India pada tanggal 9 Nopember 1887M ( 2
dzulqo’dah 1294 H). ia mempunyai nama lengkap Sir Allama Muhammad Iqbal. Dan
merupakan tokoh legendaris intelektual dunia Islam abad 20.
Iqbal merupakan seorang pemikir dan penyair islam, pemikirnnya
inspiratif dan melampaui zamannya. Iqbal selalu mendorong umat Islam agar
bergerak dan jangan diam saja.Dalam syair-syairnya IQbal selalu menekankan hal
tersebut.Intisari hidup adalah gerak dan hukum hidup adalah berkreasi, maka
Iqbalpun dengan semangat tinggi mengajak umat Islam agar bangkit dari tidurnya
dan berkreasi menciptakan tatanan dunia baru.
V.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Harahap,Syahrin dan Hasan Bakti Nasution.Ensiklopedia
Akidah Islam. Jakarta: Kencana.2009.
Mohammad, Herry,dkk.Tokoh-tokohIslam yang Berpengaruh
Abad 20. Jakarta: Gema Insni. 2006.
Wahid, N. Abbas. Khaznah Sejarah Kebudayaan Islam. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.2009.
[1] N.Abbas Wahid dan Suratno,Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam,Solo:PT
Tiga Serangkai Puataka Mandiri,2009,hlm.88
[5]Ibid hal 91
[6] Herry Mohammad,dkk, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20,Jakarta:Gema
Insani,2006, hal 237
[7] Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution, Ensiklopedia Aqidah
Islam,Jakarta: Kencana, 2009, hal 387
[9] Mohammad,dkk, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20,Jakarta:Gema
Insani,2006, hal 241
Tidak ada komentar:
Posting Komentar