Minggu, 28 April 2013

Menulis Itu Mudah


MENULIS ITU MUDAH DAN BERMANFAAT
ARTIKEL
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami,MSI






 



Disusun Oleh :







Disusun oleh :
Sri Rusminati (113511073)



FAKULTAS  TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011


Menulis itu Mudah dan Bermanfaat
            Menulis merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, mulai dari menulis tulisan sederhana seperti menulis pada buku harian, membuat puisi, cerpen dan prosa sampai menulis karya yang bersifat ilmiah. Menulis adalah kegiatan menuangkan apa yang ada di pikiran kita ke dalam media tulis (kertas atau media lain yang dapat digunakan sebagai media tulis). Menulis adalah kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Namun, sebagian orang menganggap kegiatan menulis itu tidak mudah. Mereka terkadang mengeluh dan mengalami kesulitan ketika menulis dengan alasan karena tidak tahu  harus menulis apa, tidak dapat menggunakan ejaan dengan tepat, kurangnya perbendaharaan kata serta tidak tahu harus mengawali menulis dangan kalimat apa. Zuhrotus, salah satu mahasiswi IAIN Walisongo Semarang angkatan 2011 mengatakan bahwa menulis itu susah karena membutuhkan pemikiran-pemikiran yang tidak mudah tentang apa yang akan ditulis. Banyak juga yang mengatakan  bahwa menulis itu dipengaruhi oleh bakat menulis yang dimiliki seseorang sejak ia dilahirkan. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar.
Para pengembang kurikulum percaya, keterampilan menulis bisa dipelajari, tidak murni merupakan bakat. Unsur bakat dalam menulis hanya 5% saja. Selebihnya (95%) adalah proses belajar. Tidak percaya? Sebut saja penulis handal seperti Arwendo Atmowiloto, Goenawan Mohammad, William Chang, Bondan Winarno, Christianto Wibisono, Moh. Sobary, Parakitri Tahi Simbolon, Andrias Harefa, atau Wimar Witoelar, mereka tidak dititisi darah menulis dari orang tua. Mereka menekuni sendiri dunia tulis, tanpa sekolah khusus untuk itu. Mereka berlatih, sembari melihat, memetik sendiri ilmu menulis usai membaca karya tulis orang lain (R.Masri Sarep Putra,2008:10)
            Menurut Drs.Pranowo, M.Pd, dkk, dalam bukunya yang berjudul Teknis Menulis Makalah Seminar, dijelaskan bahwa keterampilan menulis menyangkut dua aspek yaitu keterampilan ragawi dan keterampilan pemahaman (comprehensions skill atau keterampilan kognitif). Selain itu, juga disebutkan alasan-alasan tentang ketidakmampuan menulis pada seseorang yaitu:
a.       Belum dikuasainya kemampuan memilih masalah yang layak untuk ditulis
b.      Belum dikuasainya kemampuan membatasi masalah yang akan ditulis
c.       Belum dikuasainya mengembangkan masalah yang akan ditulis
d.      Kesulitan menemukan bacaan atau referensi yang relevan dengan masalah yang akan ditulis
e.       Belum dimilikinya kebiasaan mengungkapkan gagasan secara sistematis mempergunakan bahasa tulis, karena yang dipelajari bukan kemahiran menulis tetapi teori menulis
            Setiap orang tentu bisa menulis apabila mempunyai kemauan yang kuat, bersungguh-sungguh, rajin berlatih dan mau merealisasikan kemauan tersebut. Sebab, bila kita sudah mempunyai kemauan atau niatan kuat untuk bisa menulis tapi kita hanya diam saja tanpa merealisasikannya, maka tidak akan membuahkan hasil apapun dan hanya merupakan angan-angan belaka bagi diri seseorang. Berlatih menulis itu dapat diibaratkan ketika kita berlatih untuk bisa mengendarai sepeda, takut terjatuh, menabrak sesuatu atau khawatir akan terjadi kejadian yang buruk menimpa kita. Tetapi apabila terus berusaha untuk bisa, tekun, serta loyal, pada akhirnya kita pun dapat mengendarai sepeda. Begitulah gambaran orang yang menulis, kadang khawatir  tulisannya akan ditolak, dicemooh atau disalahkan. Padahal apa yang dikhawatirkan tadi belum tentu terjadi. Maka dari itu, kita harus melawan kekhawatiran itu dengan selalu berusaha dan tidak mudah putus asa, sehingga menulis itu akan menjadi suatu kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Dengan demikian, menjadi terang bahwa modal utama menulis bukanlah sepenuhnya bakat. Dan orang yang menganggap menulis itu sulit karena mereka tidak mau mencoba menulis, kurangnya kesungguhan dalam menulis, dan tidak mampu mengalahkan sifat kemalasan berpikir.
Menulis bukanlah pekerjaan membuat laporan dari gundukan catatan-catatan yang dikumpulkan (Booth,dkk,1995) melainkan untuk mengembangkan apa yang hendak dibahas dari catatan itu. Dalam mengembangkan ide atau gagasan yang ada di pikiran kita  menjadi sebuah tulisan terkadang mengalami kesulitan untuk merangkai kata menjadi kalimat atau menentukan diksi yang disebabkan oleh kurangnya perbendaharaan kata dan pengetahuan yang lebih luas tentang  hal yang sedang ditulis. Namun, kita dapat mengatasinya dengan banyak membaca buku-buku, mengikuti seminar, atau melihat dan memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Dan di antara sekian cara, yang paling mudah kita lakukan adalah dengan membaca.
Menulis erat kaitannya dengan membaca. Keduanya selalu serangkai, bagaikan kepingan mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Membaca menjadikan seseorang mampu menyerap pengetahuan dari apa yang dibacanya. Kemudian pengetahuan itu jika ingin dibagi-bagi, disosialisasikan dan diterapkan memerlukan media penyampaian melaluui tulisan. Yang lebih hakiki lagi bagi seorang penulis dengan membaca ialah seperti apa yang dikatakan oleh Lord Briyon,”A drop of ink may make a million think” (setetes tinta dapat menjelma menjadi sejuta pemikiran). Oleh karena itu, membaca sangat penting untuk menyibak cakrawala dan memberi kemudahan berfikir dalam menulis.
Dengan membaca seseorang tidak hanya mendapatkan pencerahan tetapi juga memperoleh inspirasi dari apa yang kita baca. Pencerahan dan inspirasi tersebut kemudian diolah, disistematiskan, dikemas ke dalam sebuah tulisan yang menarik dan layak jual. Tetapi bukan berarti seorang penulis boleh mengalihkan begitu saja, atau meniru apa yang dibacanya dalam tulisannya. Bahan-bahan bacaaan atau sumber-sumber harus diolah kembali. Jika menggutip suatu pernyataan, pendapat, atau hasil penelitian orang lain sumbernya wajib disebut. Adapun beberapa alasan mengapa sumber pernyataan harus disebutkan,antara lain:
1.      Apabila pernyataan orang lain yang dikutip itu salah, kesalahan tetap menjadi tanggung jawab pemilik pernyataan
2.      Agar persyataan yang dikemukakan oleh penulis benar-benar terbukti, bukan rekaan penulis, tetapi benar-benar di dukung oleh bukti-bukti yang lain
3.      Sebagai etika untuk menghargai jerih payah orang lain (Pranowo,2011:56)
 Menulis mempunyai banyak manfaat,  baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan adanya kegiatan menulis, kita dapat mengekspresikan diri, berkomunikasi dengan orang lain, serta menyampaikan ide dan gagasan. Selain itu, menulis juga akan melatih kita untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, baik dalam kancah keilmuan maupun permasalahan sosial yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Sehingga daya pikir kita terus terarah dan pemikiran kritis kita semakin tajam dan terlatih.
Menurut Sutanto Leo,dalam bukunya yang berjudul Kiat Jitu Menulis & Menerbitkan Buku menjelaskan tentang manfaat yang dapat kita peroleh dari menulis di antaranya:
1.      Membiasakan  diri berpikir sistematis
Pada waktu menulis, seseorang penulis yang sekaligus berperan sebagai editor akan melakukan pembacaan (pemeriksaan) ulang sampai bahasa dan susunan substansi karangan mudah dipahami oleh pembaca sehingga pikiran kita pun dituntut untuk berpikir sistematis.
2.      Menulis adalah membagikan keahlian
Apabila kita mempunyai ilmu pengetahuan atau keterampilan sebaiknya kita memberikan dan mewarisknnya kepada orang lain, dan salah satunya dengan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan yang nantinya akan bermanfaat bagi orang lain. Sebab, bila kita tidak menulis, ilmu pengetahuan, keterampilan, atau keahlian yang kita miliki hanya dapat dibagikan dengan cara tatap muka seperti mengajar, melatih, melakukan workshop atau lokakarya, seminar, dan sebagainya. Hal ini akan terhenti ketika kita sudah tidak aktif lagi. Kita tidak bisa  membagikan lagi ilmu yang kita miliki.
3.      Menulis adalah aktivitas yang menyehatkan
Sering kita menerima nasihat agar menyalurkan depresi atau stress, kekecewan dan kemurungan kita dengan hal-hal yang positif. Dan salah satunya yaitu dengan menulis. Dengan menulis, kita dapat mengungkapkan atau menuangkan apa yang menjadi keluhan kita dan setidaknya sebagian energi negatif keluar dari tubuh kita. Sehingga secara tidak langsung menulis dapat mencegah stress yang bisa menimbulkan berbagai penyakit bagi tubuh.
4.      Menulis menghindarkan kita dari aktivitas negatif
Seorang penulis dituntut untuk banyak membaca, meringkas, menyimpulkan dan mengungkapkan kembali apa yang sudah dibacanya. Kesibukan membaca dan menulis menyita waktu. Bahkan seorang penulis yang idenya sedang mengalir deras pun bisa jadi keasyikan dan lupa waktu, tetapi tidak berarti dia lalu melupakan kewajiban-kewajiban lainnya. Jadi, seorang penulis tidak akan menyia-myiakan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat.
Selain manfaat yang telah dijelaskan tadi, menulis juga dapat mendatangkan sesuatu yang lebih bagi kita, misalnya pengakuan, kemasyhuran dan uang. Hal ini dapat teerwujud jika tulisan kita diterbitkan dalam bentuk buku atau sering mengirimkan tulisan kita ke majalah, surat kabar atau media masa lainnya. Untuk itu, kita harus mengembangkan keterampilan menulis, demi membuat tulisan bukan hanya sekedar tulisan, tetapi tulisan yang memiliki daya jual. Sangat menyenangkan jika kita bisa menulis tidak hanya mendapat manfaat secara moril tetapi juga materil jika kita memperoleh tambahan penghasilan dari menulis.
.
Biodata Penulis
Nama               : Sri Rusminati
NIM                : 113511073
Jurusan            : Tadris Matematika
TTL                 : Kebumen, 25 Desember 1992
Pendidikan      : 1. SDN Blengor Wetan lulus tahun 2005
  2. SMP Negeri 1 Mirit lulus tahun 2008
  3. SMK Batik Sakti 2 Kebumen lulus tahun 2011
Alamat            : Blengor Wetan Rt 07/Rw 0 4 Ambal Kebumen
Nomor HP       : 083867945070
E-mail              : sri.rusminati@yahoo.co.id



1 komentar: